Wednesday, February 11, 2009

Short Course on Applied Mining Geostatistics


Venue: Jayakarta Hotel Bandung, April 6 – 9, 2009

Prepared by:
Research Group of Earth Resources Exploration
Faculty of Mining and Petroleum Engineering
Institut Teknologi Bandung (ITB)


1. Introduction
Since geostatistics developed by Prof. George Matheron in 1960, it has been applied greatly in mining industry for mineral resources evaluation and reserves modeling. Geostatistical method considers the spatial structure which is represented by variogram model in estimation. Therefore it is leading compared to the conventional reserves estimation methods such as polygonal, triangular grouping, inverse distance square, nearest point, etc. Moreover, parameters of variogram model can be drawn on to optimize the drilling pattern or the influence area of sampling points.
Kriging is the most famous geostatistical method used for reserves estimation, and it has been known as BLUE (best linear unbiased estimator). Kriging variance can be applied to assess the uncertainty (error) of estimation result.
Beside kriging, there are any other geostatistical methods employed for spatial characterization and modeling of natural resources such as conditional simulation and multivariate geostatistics. Geostatistics can also be utilizing to evaluate mineral reserves classification.

2. Aims
The aims of this course are:
1. To give knowledge about the concept of regionalized variable that is the principle of geostatistics method, analysis and interpretation of variogram.
2. To give understanding about the principle of kriging method and its application for resources modeling and reserves estimation.
3. To give introduction about the principle of geostatistical simulation, uncertainty analysis, multivariate geostatistics, and their application in natural resources evaluation.

3. Course Subjects
The course subjects are including:
1. Review of statistics, concept of regionalized variable, concept of experimental variogram, analysis of variogram model and its interpretation.
2. Conventional reserves estimation methods.
3. Variance of dispersion and variance of estimation.
4. Principle of kriging method and its application.
5. Introduction about deterministic method, geostatistical simulation, uncertainty analysis, multivariate geostatistics, reserves classification based on geostatistical method.

4. Schedule
The course will be conducted for 32 hours (4 days) with detail subjects as below:

Day 1
1. Review of statistics: 2 hours
2. Conventional reserves estimation methods: 4 hours
3. Concept of regionalized variable and calculation of experimental variogram: 2 hours

Day 2
1. Analysis and interpretation of variogram: 2 hours
2. Exercise and practice of variogram calculation and fitting model: 2 hours
3. Concept of variance of dispersion: 2 hours
4. Concept of variance of estimation: 2 hours

Day 3
1. Principle of kriging method and its application for reserve estimation: 4 hours
2. Exercise and practice of kriging method: 2 hours
3. Introduction on deterministic method for mineral deposit assessment: 2 hours

Day 4
1. Introduction on geostatistical simulation: 2 hours
2. Uncertainty analysis based on kriging variance and conditional simulation: 2 hours
3. Introduction on multivariate geostatistics and its application: 2 hours
4. Optimization of drilling pattern and reserves classification based on geostatistical method: 2 hours

5. Instructors
The instructors of course are:

Mohamad Nur Heriawan, ST., MT., Ph.D whose educational background are Bachelor of Engineering in Mining Engineering (ITB, 1998), Master of Engineering in Applied Geophysics (ITB, 2000), Postgraduate Diploma in Mine Geostatistics (Ecole des Mines de Paris, France, 2003), and Doctor of Philosophy in Geostatistics and Geomodeling (Kumamoto University, Japan, 2007). At present he is Assistant Professor at Department of Mining Engineering, Faculty of Mining and Petroleum Engineering of ITB. He also is member of International Association for Mathematical Geology (IAMG).

Dr. Ir. Lilik Eko Widodo, MS. whose educational background are Bachelor of Engineering in Civil Engineering (ITB, 1987), Master of Science in Geotechnics (ITB, 1992), and Doctor Degree in Numerical Modeling of Hydrogeology (RWTH Aachen, Germany, 1998). At present he is Assistant Professor at Department of Mining Engineering, Faculty of Mining and Petroleum Engineering of ITB.

Dr.Eng. Syafrizal, ST., MT. whose educational background are Bachelor of Engineering in Mining Engineering (ITB, 1996), Master of Engineering in Mining Engineering (ITB, 2000), and Doctor of Engineering in Genetic Modeling of Mineral Deposits (Kyushu University, Japan, 2006). At present he is Assistant Professor at Department of Mining Engineering, Faculty of Mining and Petroleum Engineering of ITB.

6. Facilities and Others
Participants are required to bring their own notebook computer for exercising and practicing. They will be provided with geostatistical public domain software named SGeMS (Stanford Geostatistical Modeling Software). Participants will also get course’s hand out, certificate, seminar kit, lunch and coffee break.

7. Who Should Attend
Mine engineers, geophysicists, geologist, geosciences, and everybody or professional who want better understanding and to broaden the knowledge from the course subjects.

8. Registration Fee
The registration fee is Rp. 6.000.000,- per participant. Payment is required with registration and should be fully paid and transferred to:
Bank BNI ITB, Bandung
Account No.: 0119581004 (Rian Andriansyah)

9. Contact Persons
For registration and further information please contact:
Mr. Rian Andriansyah or Mrs. Susi Sundari
Phone: 022-2502239, 022-2508131
Fax: 022-2504209
E-mail: rian@mining.itb.ac.id or susi@mining.itb.ac.id

Friday, August 17, 2007

62 Tahun Indonesia Merdeka!!!

17 Agustus 1945 - 17 Agustus 2007.....sudah 62 tahun Indonesia merdeka. Syukur Alhamdulillah patut kita ucapkan atas segala nikmat dan anugrah yang telah dilimpahkan oleh Allah SWT. kepada negeri kita tercinta.

Walaupun angka kemiskinan dan pengangguran masih tinggi, walaupun sering terjadi bencana alam dimana2, walaupun kasus korupsi masih saja berlangsung, bagaimanapun...kita sudah merdeka dari penjajahan negara lain selama 62 tahun. Waktu yang cukup lama bagi sebuah negara untuk menjadi lebih dewasa dan berdaulat.

Marilah kita bangun negeri kita ini dengan segala daya upaya menuju negeri yang lebih maju dan makmur sejahtera. Marilah kita tengok saudara-saudara kita di pedalaman di luar Jawa sana...apakah nasib mereka sebaik nasib kita yang hidup di pulau Jawa? Marilah kita buat pembangunan dan kesejahteraan ini lebih merata di seluruh penjuru tanah air. Jangan hanya para pejabat dan wakil rakyat saja yang perutnya buncit menandakan kemakmuran, tetapi rakyat di ujung sana perutnya buncit karena busung lapar...sungguh tragis bagi sebuah negara yang sudah 62 tahun merdeka!

Merdeka!!! Merdeka!!! Merdeka!!!

Kumamoto, 17 Agustus 2007

Nur H.

Saturday, July 28, 2007

Prestasi Timnas Bola Irak dapat Mempersatukan Rakyatnya

Sebuah artikel dari Harian Pikiran Rakyat edisi 28 Juli 2007. Bola ternyata bisa menyatukan rakyat Irak yang telah lama bertikai. Indonesia harus selalu belajar dari semangat dan skill timnas bola Irak ini, dan sebaiknya terus mengasah skill tim PSSI agar bisa meraih prestasi yang mengharumkan nama bangsa dan juga selalu mempersatukan rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
------------------------------------------------------------------
Asa dan Ketakutan Hantui Timnas Irak

BAGDAD, (PR).-Tim Irak kini menghadapi dilema saat akan menghadapi im Arab Saudi pada final Piala Asia 2007 di Jakarta, Minggu (29/7). Kondisi mereka bisa diumpamakan "Bagai buah simalakama, dimakan ibu mati, tak dimakan bapak mati".

Satu sisi, Irak berambisi menorehkan sejarah emas di pentas sepak bola internasional dengan berupaya merebut gelar juara Piala Asia untuk pertama kalinya. Dengan momentum tersebut, kaum Sunni, Syiah, dan Kurdi akan bersatu merayakan kemenangan tersebut. Saat semua kelompok bersatu, kedamaian --meski sesaat-- akan terwujud. Kedamaian adalah sesuatu yang sangat jarang ditemukan di tanah Mesopotamia tersebut.

Sisi lain, pesta perayaan kemenangan nanti bisa saja akan dimanfaatkan kembali oleh kaum pemberontak, seperti yang terjadi usai kemenangan pada partai semifinal, Rabu lalu. Dua bom mobil meledak di tengah kerumunan warga yang sedang meluapkan kegembiraan. Akibatnya, sedikitnya 50 orang tewas dan 126 lainnya luka-luka.

Meski begitu, beberapa pendukung fanatik bersiap menghadapi risiko bila terjadi kembali insiden pilu serupa di tengah kegembiraan. "Kami siap menantang maut dan mengibarkan bendera Irak di tiang tertinggi untuk menunjukkan pada pengebom dan politikus bahwa kami bersatu. Jika Irak merebut gelar juara Asia, kami akan merayakannya di jalanan meski ledakan demi ledakan membuat bumi yang kami pijak berguncang keras," kata seorang guru dari kelompok Syiah, Abdul-Hussein Khazal Obeid (28).

Namun, beberapa warga juga merasa waswas akan terulangnya kembali insiden bom mobil. "Jika kami memenangi pertandingan pada hari Minggu nanti, saya dan beberapa teman akan berdiam diri di rumah untuk merayakannya. Apa yang terjadi di Bagdad harus kami jadikan pelajaran. Mereka yang turun ke jalan tidak membawa identitas kelompok mereka, namun mereka adalah warga Irak," kata atlet amatir bersuku Turkoman, Mateen Omar Khorsheed.

Dari rumah tinggalnya di utara Kirkuk, ia mewanti-wanti, "Hal itu justru memicu pemberontak yang mencari kerumunan untuk membunuh warga Irak dan melenyapkan senyuman dari wajah mereka."

Sejak pasukan Amerika Serikat menginvasi Irak pada bulan Maret 2003, negeri itu beralih menjadi ladang kerusuhan bersenjata antarfaksi yang bersinggungan. Kaum sektarian diserang kelompok ekstrem seperti afiliasi Irak dan Al-Qaeda yang membuat kubu Sunni bertikai dengan kubu Syiah, Arab, dan Kurdi.

Irak memang harus menaklukkan Arab Saudi terlebih dahulu sebelum mengukuhkan diri sebagai yang terbaik di Asia. Namun, meski gagal berpesta di Senayan dan kedamaian urung tercipta, segerombolan "Singa Mesopotamia" telah menjadi pahlawan di hati warga Irak.
Kemenangan Irak pada partai "empat besar" itu merupakan kemenangan yang jarang diraih, dan saat mereka kembali ke negaranya, timnas Irak menjadi pahlawan bangsa.

"Para pemain timnas sepak bola Irak membuat sesuatu yang politikus gagal perbuat, yaitu mempersatukan Irak dari Zakho sampai Basra! Kemenangan di semifinal menjadi momentum kebahagiaan pertama kalinya di Irak, dari ujung utara hingga ujung selatan, terlepas dari kelompok mereka yang berbeda, baik Syiah, Sunni, Kurdi, maupun Nasrani," kata seorang profesor Universitas Basra, Mohamed Al-Bajari. (AFP/A-159)***
------------------------------------------------------------------

Tuesday, July 10, 2007

Makna dari Ditetapkannya 7 Keajaiban Dunia yang Baru


Sebuah tulisan menarik dari kolom Tajuk Rencana Harian Suara Merdeka edisi 10 Juli 2007 tentang makna penetapan tujuh keajaiban dunia yang baru.
----------------------------------------------------------------
Tujuh keajaiban baru dunia telah diumumkan di Lisabon. Tembok besar China, Petra Yordania, Patung Kristus Sang Penebus di Brasil, Machu Piccu Peru, reruntukan Maya di Chichen Itza Meksiko, Koloseum Roma dan Taj Mahal India. Dilihat dari gambar-gambar yang tampil di berbagai media, tujuh ikon itu memang menarik, dan tentu saja layak untuk masuk keajaiban dunia. Dilihat dari umur, bentuk, dan barangkali sejarahnya semua menarik untuk dijadikan tujuan wisatawan. Sementara boleh saja orang berdebat mengenai metode yang digunakan untuk menetapkan, dan siapa pun juga sah untuk menerima atau tidak menerima hasil pengumuman itu.

Sebagai tujuan wisata ketujuh keajaiban itu sudah populer di dunia. Banyak yang telah menyaksikan dari dekat maupun gambar-gambar di berbagai majalah, koran, internet dan sebagainya. Para pelancong, pemerhati pariwisata, juga para petulangan kelas dunia pasti sudah memiliki referensi mengenai objek-objek tersebut. Jika kemudian mereka memberikan pendapat lewat internet, SMS dan juga telepon menyangkut sesuatu objek wisata tentu saja sah. Kini memang zamannya seperti itu, di mana penetapan seseorang terpilih atau pun objek yang dianggap ajaib cukup wajar dilakukan dengan cara-cara interaktif seperti itu. Maka, jika pun ada yang setuju dan tidak setuju sangat wajar, mungkin lebih terletak pada persoalan metodologinya.

Karena metode penetapan polling atas tujuh keajaiban baru itu dilakukan oleh sekitar 100 juta di seluruh dunia, maka sebenarnya sudah cukup untuk obyektivitasnya. Yang menjadi pertanyaan adalah, siapa saja mereka di antara 100 juta pengisi polling tersebut. Apakah sebagian besar adalah pelancong, pemerhati dunia wisata, petualang, sejarawan atau para ahli lainnya. Melihat jumlah responden yang sedemikian banyak, barangkali cukup obyektiflah penilaian tersebut. Semua objek tampak menarik dari banyak sisi, dan hampir semuanya mempunyai nilai eksotisme dan mempunyai nilai kesejarahan peradaban manusia yang sangat tinggi dari masa lalu.

Kita tidak tahu persis apakah manajemen pengelolaan objek wisata tersebut juga masuk kriteria penilaian. Artinya bukan semata-mata objek memiliki nilai sejarah tinggi dan eksotik, melainkan juga ada aspek lain seperti manajemen, keamanan lingkungan dan sebagainya. Jika itu masuk, barangkali itulah sebabnya kenapa Candi Borobudur tidak bisa masuk di sana. Atau barangkali lebih menyesakkan dada manakala para pengisi polling di internet, SMS atau pun telepon, mereka belum mengerti benar bahwa ada sebuah candi besar, eksotik dan memiliki nilai sejarah tinggi di Magelang tersebut. tetapi, bukan tidak mungkin mereka tidak mengerti tentang candi ini.

Meski pun tidak masuk dalam pengumuman terbaru itu, tetapi Candi Borobudur sebagai objek wisata tetap menarik, dan sangat layak untuk tetap dijadikan sebagai tempat tujuan wisata. Tetap layak jual, sepanjang objek tersebut dikelola secara profesional. Membiarkan para wisatawan asing ''digempur'' kanan-kiri oleh sejumlah pedagang asongan seperti biasa kita saksikan, adalah cermin betapa buruknya lingkungan objek wisata seperti itu. Jika keadaan seperti itu dibiarkan berlarut, kemudian objek dinilai sebagai tempat yang kurang nyaman dikunjungi bisa merusak segala upaya yang telah ditempuh. Apalagi kita sangat paham, betapa lemahnya pemasaran objek tersebut di tingkat dunia.

Betapa pun polling tersebut terkait erat dengan industri pariwisata dengan segala manuvernya. Yang harus dilakukan Indonesia barangkali memperbaiki seluruh sistem promosi pariwisata dan melakukannya lagi secara besar-besaran seperti yang pernah dilakukan dulu. Di tengah gencarnya upaya penangkapan teroris, meredanya jumlah bom yang meledak, membaiknya iklim investasi, sudah seharusnya dijadikan bahan promosi yang efektif agar dunia pariwisata kembali berkembang. Sebuah negeri yang sering disebut sebagai ''pecahan surga'' dengan segala eksotimenya sangatlah menarik untuk dipasarkan dengan intensif dan baik. Strategi promosi yang tepatlah yang akhirnya menjadi pendorong tumbuhnya industri pariwisata.
----------------------------------------------------------------

Kumamoto, 10 Juli 2007

Nur H.

Monday, June 18, 2007

Wacana Calon Independen dalam Pilkada

Akhir-akhir ini di media massa Indonesia lagi ramai2nya memberitakan persiapan pilkada, terutama Pilkada DKI yang akan berlangsung September mendatang. Banyak sekali manuver2 yang dilakukan berbagai elit partai politik untuk meloloskan calonnya. Terkesan bahwa PKS yang mencalonkan pasangan Adang-Dani akan `dikeroyok` oleh koalisi partai2 besar macam PDIP, Golkar, dan PKB yang mencalonkan pasangan Fauzi-Prijanto. Sementara itu wacana untuk menyertakan calon independen belum dapat lampu hijau dari KPUD setempat.

Sebenarnya akan sangat menarik kalau saja calon independen bisa diikutsertakan dalam setiap pilkada atau bahkan pilpres. Seperti kita ketahui bahwa Gubernur NAD yang saat ini memegang jabatan berasal dari calon independen waktu pemilihannya. Hal ini membuktikan bahwa kepercayaan rakyat Aceh terhadap partai politik sudah mulai luntur. Kita tahu juga bahwa calon yang diusung oleh partai itu sulit sekali lepas dari apa yang namanya politik uang. Oleh karena itu kenapa sampai saat ini semakin banyak rakyat yang apatis terhadap pilkada ini, sehingga kemungkinan jumlah yang akan golput besar sekali.

Rakyat saat ini sudah bosan dan kurang percaya lagi dengan janji2 atau mulut manis saat kampanye. Mereka sudah kapok dengan kondisi yang ada dimana kenaikan harga bahan pokok dan kemiskinan masih meningkat dimana2, walaupun mereka sudah memilih pemimpin dan wakil rakyat yang dulu saat kampaye berjanji akan mensejahterakan rakyat. Tapi apa yang akhirnya terjadi....rakyat makin miskin....sementara para pejabat dan wakil rakyat makin kaya.

Untuk itu sudah sewajarnya jika calon idependen dalam pilkada dan pilpres menjadi agenda penting nasional untuk memperbaiki citra demokrasi di negeri ini. Kalau tidak...sampai kapan pun rakyat akan tetap berpandangan bahwa politik itu ujung2nya kekuasaan dan uang.....

Kumamoto, 18 Juni 2007

Nur H.

Friday, May 11, 2007

Reshuffle Kabinet dan Nasib Rakyat

Reshuffle kedua terhadap Kabinet Indonesia Bersatu telah diumumkan oleh Presiden SBY pada 7 Mei 2007 lalu. Di sini terlihat bahwa SBY masih mengutamakan kepentingan politik dengan masuknya menteri2 baru yang jelas2 politikus tulen, seperti Lukman Edy yang merupakan Sekjen DPP PKB, dan Andi Mattalata yang Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR RI. Lagipula Hatta Rajassa yang merupakan Sekjen PAN masih dipertahankan, dan hanya digeser saja posisinya dari Menhub menjadi Mensesneg. Padahal dari awal kemampuan Hatta menjabat posisi menteri banyak diragukan berbagai kalangan masyarakat karena prestasinya yang kurang jelas. Kita buktikan saja nanti kira2 apa yang akan dikerjakan Hatta selama duduk menggantikan Yusril di kursi Mensesneg...

Sementara bidang ekonomi dan pendidikan belum ada perubahan yang berarti...makin banyak pengangguran, peningkatan kejahatan karena kesenjangan ekonomi ada dimana2, biaya pendidikan yang masih tinggi sehingga makin banyak anak putus sekolah, bahkan beberapa rakyat miskin yang frustasi memilih mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri...sungguh ironis nasib rakyat kecil di Indonesia!

Kenapa pemerintah dan wakil rakyat masih saja kurang jeli mengamati hal ini dan justru kepentingan politik yang banyak dipertimbangkan.

Padahal sudah jelas sebagai seorang pemimpin kelak di akherat akan ditanya oleh Sang Pencipta...tentang bagaimana nasib rakyat selama kita memimpin...kalau misalkan saja ada satu rakyat yang mengalami penderitaan, apalagi sampai bunuh diri akibat beratnya menanggung beban hidup karena kelalaian sang pemimpin, maka azab yang pedih akan datang kepada pemimpin yang `buta dan tuli` tsb. Untuk itu wahai para pemimpin dan calon pemimpin negeri ini...belajarlah bagaimana menjadi pemimpin yang bijak, adil, dan membela rakyat kecil seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. dan para khalifah setelahnya.

Kumamoto, 11 Mei 2007

Nur H.

Thursday, April 19, 2007

Harus Muncul Sosok Inu-Inu yang Lain di Negeri ini

Nama sosok dosen di IPDN, Inu Kencana, begitu terkenal saat ini setelah dia dengan berani dan lantang membongkar tindak kekerasan yang selama ini terjadi di dalam kampus IPDN, dengan segala resiko yang akan dihadapinya. Orang awam pasti tidak menyangka kalau di dalam kampus yang begitu megah dan asri, di dalamnya sering terjadi teror dan kekerasan senior kepada junior yang membawa korban meninggal beberapa orang, yang mana korban meninggal terakhir adalah praja Cliff Muntu asal Manado.

Kekerasan yang telah terjadi di kampus IPDN dan mungkin di kampus2 lain, termasuk di akademi militer harus dibongkar secara tuntas. Seorang seperti Inu layak mendapat perlindungan dan didampingi penasehat hukum, karena bisa jadi banyak pihak (tersangka) yang bermaksud mencelakakannya bahkan untuk membalikkan fakta yang ada. Di Indonesia ini sepertinya tidak ada hal yang mustahil...yang salah bisa jadi benar...sebaliknya yang benar bisa jadi pesakitan...memang sebuah negeri yang aneh.

Saat ini bangsa Indonesia sangat membutuhkan sosok Inu-Inu yang lain, yang berani menyuarakan kebenaran dan membongkar segala kebejatan. Banyak sekali kasus-kasus di negeri ini yang masih tertutup rapat, bahkan aparat hukum pun mungkin sulit untuk mendekati dan menyelesaikannya. Harus muncul sosok Inu untuk membongkar kasus kematian aktivis HAM Munir, sosok Inu lagi untuk membongkar kasus Mei 1998, kasus Tanjung Priok, dan kasus2 lain yang berkaitan dengan pelanggaran HAM. Negeri ini harus bersih dari 'tikus-tikus' yang bisa merongrong nilai kebenaran kapan saja dia mau.

Kumamoto, 19 April 2007

Nur H.