Perginya Bapak Mertuaku...
Innalillahi wa inna ilaihi roji'uun. Setelah dirawat lebih dari sepekan di RS. Jantung Harapan Kita, Jakarta, Bapak Mertuaku yang lahir di Desa Gambiran, Pati, Jateng sekitar 70 tahun silam, akhirnya menghembuskan nafasnya yang terakhir pada malam sekitar jam 11.30, tgl. 11 Januari 2007. Jenazah dimakamkan hari ini tgl. 12 Januari 2007 di makam keluarga almarhum di Desa Gambiran, Pati, Jateng sesuai pesan almarhum semasa masih hidup.
Kami sekeluarga sangat merasa kehilangan Bapak yang sangat kami kasihi yang telah berkorban sejak masih muda demi kebahagiaan keluarganya. Semasa mudanya Pak Ahmadi ini dikenal sebagai seorang pedagang yang sering mengembara di seluruh pelosok Indonesia. Bapak rela meninggalkan keluarga selama berbulan2 dalam masa pengembaraannya tsb. Begitu pulang ke rumah, banyak sekali barang dagangan yang dibawa yang sebagian besar berupa cinderamata dari berbagai daerah di Indonesia. Istri saya pernah cerita bahwa pada suatu saat pas pulang dari pengembaraannya tsb. Bapak pernah membawa satu barang (sepatu?) yang cukup bagus, lalu ada seorang teman Beliau yang tertarik dengan sepatu itu tanpa bermaksud membelinya. Dengan serta merta Bapak memberikan salah satu barang dagangan tsb. ke temannya secara cuma2, padahal Beliau telah menghabiskan waktu, tenaga, dan biaya selama berbulan2 demi mengumpulkan barang2 dagangannya tsb. Itu adalah salah satu contoh betapa mulianya hati Bapak terhadap sesamanya, dimana Bapak terkenal sangat dermawan semasa hidupnya. Sifat Bapak ini umumnya menurun ke anak2 Beliau termasuk istri saya.
Setahu saya juga, Bapak seorang ahli ibadah yang cukup taat dalam menjalankan ibadahnya. Semasa muda beliau memperdalam agama Islam di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Pati dimana akhirnya ketemu jodohnya di daerah ini. Kalau sempat ngobrol2 dengan saya, Beliau selalu bercerita masa2 pengembaraannya dulu. Hal ini otomatis nyambung dengan saya, karena saya pun kebetulan sudah pernah menjelajahi berbagai daerah di Indonesia (terutama luar Jawa) sebagai bagian dari tugas (pekerjaan).
Pada saat dirawat di RS. Harapan Kita, kata istri saya, Beliau sempat menanyakan diri saya sampai dua kali pada hari yang berbeda. Mungkin Beliau ingin semua anak dan menantunya untuk kumpul (buat dipamiti) menjelang akhir hayatnya. Tapi karena berbagai kesibukan tugas belajar di Jepang untuk tahun terakhir ini, saya belum bisa pulang ke Indonesia. Memang saya ada rencana pulang sebentar untuk menengok keluarga sekitar bulan Maret/April ini. Semoga Bapak berkenan memaafkan menantunya yang satu ini, yang tidak sempat menyaksikannya di saat-saat terakhir hayatnya.
Bapak...semoga Allah SWT. menerima semua amal ibadahmu serta mengampuni segala dosa dan khilaf semasa hidupmu. Semoga doa semua anak dan menantumu yang sholeh dan sholekah menjadikan pahala yang tidak pernah terputus untuk bekalmu menghadap Dzat Yang Maha Kuasa. Amiin ya robbal 'alamiin.
Kumamoto, 12 Januari 2007
Nur H.
Kami sekeluarga sangat merasa kehilangan Bapak yang sangat kami kasihi yang telah berkorban sejak masih muda demi kebahagiaan keluarganya. Semasa mudanya Pak Ahmadi ini dikenal sebagai seorang pedagang yang sering mengembara di seluruh pelosok Indonesia. Bapak rela meninggalkan keluarga selama berbulan2 dalam masa pengembaraannya tsb. Begitu pulang ke rumah, banyak sekali barang dagangan yang dibawa yang sebagian besar berupa cinderamata dari berbagai daerah di Indonesia. Istri saya pernah cerita bahwa pada suatu saat pas pulang dari pengembaraannya tsb. Bapak pernah membawa satu barang (sepatu?) yang cukup bagus, lalu ada seorang teman Beliau yang tertarik dengan sepatu itu tanpa bermaksud membelinya. Dengan serta merta Bapak memberikan salah satu barang dagangan tsb. ke temannya secara cuma2, padahal Beliau telah menghabiskan waktu, tenaga, dan biaya selama berbulan2 demi mengumpulkan barang2 dagangannya tsb. Itu adalah salah satu contoh betapa mulianya hati Bapak terhadap sesamanya, dimana Bapak terkenal sangat dermawan semasa hidupnya. Sifat Bapak ini umumnya menurun ke anak2 Beliau termasuk istri saya.
Setahu saya juga, Bapak seorang ahli ibadah yang cukup taat dalam menjalankan ibadahnya. Semasa muda beliau memperdalam agama Islam di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Pati dimana akhirnya ketemu jodohnya di daerah ini. Kalau sempat ngobrol2 dengan saya, Beliau selalu bercerita masa2 pengembaraannya dulu. Hal ini otomatis nyambung dengan saya, karena saya pun kebetulan sudah pernah menjelajahi berbagai daerah di Indonesia (terutama luar Jawa) sebagai bagian dari tugas (pekerjaan).
Pada saat dirawat di RS. Harapan Kita, kata istri saya, Beliau sempat menanyakan diri saya sampai dua kali pada hari yang berbeda. Mungkin Beliau ingin semua anak dan menantunya untuk kumpul (buat dipamiti) menjelang akhir hayatnya. Tapi karena berbagai kesibukan tugas belajar di Jepang untuk tahun terakhir ini, saya belum bisa pulang ke Indonesia. Memang saya ada rencana pulang sebentar untuk menengok keluarga sekitar bulan Maret/April ini. Semoga Bapak berkenan memaafkan menantunya yang satu ini, yang tidak sempat menyaksikannya di saat-saat terakhir hayatnya.
Bapak...semoga Allah SWT. menerima semua amal ibadahmu serta mengampuni segala dosa dan khilaf semasa hidupmu. Semoga doa semua anak dan menantumu yang sholeh dan sholekah menjadikan pahala yang tidak pernah terputus untuk bekalmu menghadap Dzat Yang Maha Kuasa. Amiin ya robbal 'alamiin.
Kumamoto, 12 Januari 2007
Nur H.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home