Friday, October 27, 2006

Ilmuwan Rusia Tawarkan Solusi Hentikan Lumpur Sidoarjo (2)

Masih berkaitan dengan semburan lumpur panas Sidoarjo (LUSI). Berita Iptek dari harian Kompas online hari ini, Jumat tgl. 27 Oktober 2006 ttg usulan teknologi untuk mengatasi semburan Lusi yang ditawarkan seorang ahli eksplorasi pertambangan Indonesia bernama Pak Burhanuddin (60). Metode dan teknologi yang ditawarkan kelihatannya lebih sederhana daripada yang diusulkan Mr. Pavel. Tapi semua itu memang harus dibuktikan mana yang paling ampuh untuk menghentikan kegenitan si Lusi.

Barangkali tidak hanya Mr. Pavel dan Pak Buranuddin yang berusaha mengusulkan teknologi atau cara untuk menghentikan Lusi ke Pemerintah RI, namun barangkali Timnas punya berbagai alternatif cara atau strategi tersendiri untuk mengatasinya. Jadi kalau misalnya rencana atau strategi I gagal, maka akan digunakan rencana atau strategi II, dan selanjutnya. Lha yang namanya Timnas itu kan pasti terdiri dari orang2 pintar dan pilihan dalam bidangnya, masak kalah sama lumpur, malu dong...wait and see lah...

------------------------------------
Burhanuddin Saingi Pavel

Burhanuddin Rasyid (60), ahli eksplorasi pertambangan, menawarkan teknologi tandingan untuk segera menutup semburan lumpur di Sidoarjo Jawa Timur. Teknologi yang ditawarkannya jauh lebih murah dan efektif dibanding tawaran ilmuwan Pavel V Korol dari Rusia, yaitu teknologi tekanan beban dengan plat beton.

"Saya sudah mengajukan proposal saya ke Presiden, Menteri Pertambangan (ESDM), PT Lapindo, dan Pak Basuki (Ketua Tim Nasional Penanggulan Lumpur) tapi tidak ada tanggapan dari mereka," kata Burhanuddin Rasyid, Kamis (26/10) kepada Kompas di Jakarta.
Salah satu kesamaan pendekatan Burhanuddin dengan Pavel ialah anggapan yang sama bahwa luapan lumpur Sidoarjo bukanlah mud volcano, dan bukan perisiwa luar biasa.

Burhanuddin menjelaskan, teknologi yang ditawarkannya tidak menggunakan teknik pengeboran, melainkan penutupan kawasan tertentu di sekitar lubang semburan lumpur dengan file baja yang ditanam pada kedalaman tertentu. "Gampangnya, plat baja ini semacam pagar, yang mengitari lubang semburan, supaya semburan tidak ke mana-mana."

Selanjutnya, plat beton yang pinggirnya dibatasi plat baja tadi, diletakkan di atas lubang semburan. Guna menjaga agar semburan tidak menimbulkan letupan semburan, di atas plat betonitu dibuat dua saluran pipa untuk menyalurkan lumpur.

"Dengan teknik penutupan kran setahap demi setahap, sementara plat beton ditekan menutup lubang semburan lumpur, dengan sendirinya aliran lumpur akan terkendali. Dengan tekanan yang besar dari atas, maka dengan sendirinya lumpur secara bertahap akan mengering, atau beku," katanya.

Tahapan pekerjaan

Burhanuddin yang pernah bekerja di perusahaan pengeboran minyak Stanvac dan Caltex di sejumlah tempat menjelaskan, langkah yang ditawarkan adalah pengendalian lumpur di sekitar lubang semburan dengan membangun tanggul. Tanggul sekaligus berfungsi untuk pengoperasian alat berat. Menyiapkan file baja (pagar baja yang ditanam) di lingkaran dalam tanggul, untuk menahan lumpur dari luar agar tidak masuk, sedangkan lumpur yang ada di dalam dipompa keluar. "File baja ini untuk mencegah munculnya retakan-retakan semburan lumpur," katanya.

Selanjutnya tahap terakhir ialah memberikan tekanan besar pada lubang semburan lumpur dengan plat beton (berfungsi sebagai semacam penutup lubang semburan).
Tekanan pada lubang lumpur, diatur berseling dengan dua aliran pipa di atas plat beton. Secara bertahap, kran pipa ditutup seiring dengan tekanan plat beton yang makin diperbesar.

"Yang kami tahu, relief well yang sekarang dikerjakan oleh teknisi PT Lapindo itu akan sulit sekali. Sebab, cairan semen yang dimasukkan akan terdorong cairan panas lumpur. Kecuali, ada tekanan besar dari luar," katanya. (HRD)


Kumamoto, 27 Oktober 2006

Nur H.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home