Polisi juga Manusia Kok...
Dalam beberapa pekan ini saja sudah ada tiga peristiwa beruntun dimana polisi menyalahgunakan senjatanya untuk membunuh dan tragisnya semua pelaku juga tewas tertembak. Dimulai dari seorang polisi di daerah Madura yang menembak istri, mertua, dan dua teman laki2 istrinya dengan motif cemburu karena istrinya dicurigai melakukan selingkuh. Setelah menghabisi korban2nya, pelaku kemudian menembak dirinya sendiri hingga tewas.
Kejadian kedua melibatkan seorang polisi di Polwiltabes Bandung yang diduga salah perhitungan dalam memainkan pistolnya, sehingga lehernya tertembus peluru hingga tewas. Motif peristiwa ini masih belum jelas, tapi kemungkinan besar bunuh diri mengingat alasan yang dikemukan saksi selama ini, mengenai ketidaksengajaan dalam memainkan pistolnya, agak kurang masuk di akal sehat. Tidak mungkin seorang yang `waras` mengarahkan pistol ke lehernya sendiri.
Terus peristiwa yang terjadi pagi tadi di kantor Polwiltabes Semarang, dimana seorang provost menembak sampai tewas atasannya sendiri yang notabebe adalah Wakapolwiltabes Semarang sendiri sungguh sangat mengejutkan berbagai pihak. Pelaku kemudian juga tewas karena ditembak oleh petugas resmob. Motifnya masih diselidiki, tapi kemungkinan karena dendam mengingat ada isue bahwa pelaku akan dimutasi ke daerah lain.
Kita perlu perpikir sejenak kenapa hal2 seperti ini sampai terjadi. Sudah begitu parahkan mental2 sebagian anggota polisi kita sampai melakukan hal2 yang sebenarnya bertentangan dengan moral dan hukum. Seorang pakar kejiwaan mengatakan bahwa pada dasarnya seorang polisi juga sama halnya dengan seorang rakyat biasa yang bisa mengalami stres dan depresi. Tugas polisi yang cukup banyak, beragam, dan berat, apalagi hanya ditunjang dengan penghasilan yang pas2an seperti halnya PNS membuat polisi mudah untuk mengalami depresi. Belum lagi polisi banyak dikecam disana-sini oleh masyarakat. Dikarenakan polisi memiliki bekal senjata, maka kapan saja senjata tsb. bisa dijadikan alat pembunuh. Sebagaimana jika rakyat biasa melakukannya dengan senjata tajam biasa. Jadi kesimpulannya polisi juga manusia...maksudnya polisi juga sama dengan rakyat biasa...
Kalau sudah begini siapa yang harus bertanggung jawab? Jawabnya jelas pemerintah...karena pemerintahlah yang bertanggung jawab untuk membuat rakyatnya hidup sejahtera. Kalau banyak rakyat yang mengalami depresi misalnya dikarenan faktor ekonomi, kemudian mereka gelap mata dan melakukan pembunuhan atau bunuh diri, seperti halnya yang dilakukan oleh seorang ibu yang meracuni dirinya sendiri dan empat orang anaknya hingga tewas di Kota Malang,...maka pemerintahlah yang mestinya bertanggung jawab baik di dunia ini maupun di akherat kelak. Makanya siapa suruh jadi pemimpin...
Kumamoto, 14 Maret 2007
Nur H.
Kejadian kedua melibatkan seorang polisi di Polwiltabes Bandung yang diduga salah perhitungan dalam memainkan pistolnya, sehingga lehernya tertembus peluru hingga tewas. Motif peristiwa ini masih belum jelas, tapi kemungkinan besar bunuh diri mengingat alasan yang dikemukan saksi selama ini, mengenai ketidaksengajaan dalam memainkan pistolnya, agak kurang masuk di akal sehat. Tidak mungkin seorang yang `waras` mengarahkan pistol ke lehernya sendiri.
Terus peristiwa yang terjadi pagi tadi di kantor Polwiltabes Semarang, dimana seorang provost menembak sampai tewas atasannya sendiri yang notabebe adalah Wakapolwiltabes Semarang sendiri sungguh sangat mengejutkan berbagai pihak. Pelaku kemudian juga tewas karena ditembak oleh petugas resmob. Motifnya masih diselidiki, tapi kemungkinan karena dendam mengingat ada isue bahwa pelaku akan dimutasi ke daerah lain.
Kita perlu perpikir sejenak kenapa hal2 seperti ini sampai terjadi. Sudah begitu parahkan mental2 sebagian anggota polisi kita sampai melakukan hal2 yang sebenarnya bertentangan dengan moral dan hukum. Seorang pakar kejiwaan mengatakan bahwa pada dasarnya seorang polisi juga sama halnya dengan seorang rakyat biasa yang bisa mengalami stres dan depresi. Tugas polisi yang cukup banyak, beragam, dan berat, apalagi hanya ditunjang dengan penghasilan yang pas2an seperti halnya PNS membuat polisi mudah untuk mengalami depresi. Belum lagi polisi banyak dikecam disana-sini oleh masyarakat. Dikarenakan polisi memiliki bekal senjata, maka kapan saja senjata tsb. bisa dijadikan alat pembunuh. Sebagaimana jika rakyat biasa melakukannya dengan senjata tajam biasa. Jadi kesimpulannya polisi juga manusia...maksudnya polisi juga sama dengan rakyat biasa...
Kalau sudah begini siapa yang harus bertanggung jawab? Jawabnya jelas pemerintah...karena pemerintahlah yang bertanggung jawab untuk membuat rakyatnya hidup sejahtera. Kalau banyak rakyat yang mengalami depresi misalnya dikarenan faktor ekonomi, kemudian mereka gelap mata dan melakukan pembunuhan atau bunuh diri, seperti halnya yang dilakukan oleh seorang ibu yang meracuni dirinya sendiri dan empat orang anaknya hingga tewas di Kota Malang,...maka pemerintahlah yang mestinya bertanggung jawab baik di dunia ini maupun di akherat kelak. Makanya siapa suruh jadi pemimpin...
Kumamoto, 14 Maret 2007
Nur H.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home