Tanggapan [Amien Rais: "Bongkar Kejahatan Freeport"]
Saya terus terang termasuk pendukung Pak Amien Rais (AR) saat Pemilu Presiden yang lalu. Tapi dalam hal Freeport ini pada beberapa point kurang setuju dengan pernyataan Pak AR yang terkesan emosional dan kurang proporsional. Sepertinya Pak AR sangat anti barat sekali, walaupun beliau pernah mendapatkan pendidikan di barat.
Isue ttg PT. Freeport Indonesia (PTFI) memang sudah sejak dari dulu, dengan 2 isue terpenting yaitu masalah kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan. Saya juga kurang tahu pasti detilnya, cuman kalau masalah kesenjangan sosial kenapa dipermasalahkan. Mengingat sebelum dilakukan kontrak penambangan, mestinya sudah ada bukti hitam di atas putih dengan Pemerintah RI bahwa PTFI memiliki komitmen untuk melibatkan masyarakat sekitar dalam kegiatan penambangan (sebagai karyawan) berikut menyediakan fasilitas2 umum untuk masyarakat sekitar. Saya kira hal tsb sudah dilakukan PTFI sejak awal. Saya pernah dengar bahwa APBD Kabupaten Mimika dimana PTFI melakukan aktivitasnya, sekitar 90% berasal dari (pajak?) PTFI. Gimana kalau gak ada PTFI ya?
Kemudian mengenai isue lingkungan, juga sejak awal mestinya sudah ada komitmen hitam di atas putih dengan Pemerintah RI bahwa PTFI akan menyediakan sekian persen dari asetnya buat biaya penanganan dan perbaikan lingkungan yang rusak baik selama kegiatan penambangan berlangsung maupun sesudahnya saat tambang sudah habis dan mau ditutup (mine closure). Saya juga yakin hal tsb. sudah dilakukan oleh PTFI.
Setahu saya setiap periode tertentu (setiap bulankah?) selalu ada petugas dari Direktorat Geologi dan Sumberdaya Mineral (DGSDM) Jakarta yang berlaku sebagai Pengawas Tambang yang tugasnya adalah memonitor kegiatan penambangan termasuk jumlah produksi, dampak terhadap lingkungan, dll. Mestinya juga melibatkan pengawas (lingkungan) dari Pemda setempat. Nah, kalau memang terjadi pelanggaran terhadap jumlah produksi dan kondisi lingkungan, Pemerintah Pusat dan Pemda mestinya sudah tahu sejak dulu. Kenapa mereka diam saja?
Yang jelas, yang namanya kegiatan pertambangan itu nggak mungkin nggak akan merusak lingkungan, tapi masalahnya kan bagaimana pelaku pertambangan berusaha meminimalkan kerusakan yang akan terjadi. Dan hal ini tentu sudah dipertimbangan secara matang melalui studi AMDAL. Juga pada saat tambang mau tutup, wajib ada kegiatan rehabilitasi untuk memperbaiki kondisi lingkungan bekas tambang, tapi memang kondisi lingkungan tersebut tidak bisa kembali seperti semula. Masak gunung yang sudah jadi cekungan mau dikembalikan
menjadi gunung lagi. Muri desu yo....Tapi mestinya lahan tsb. bisa dikonversi menjadi lahan
lain yang bermanfaat misalnya sebagai tempat geo-wisata, dll.
Terus mengenai biaya pengamanan yang cukup besar untuk mengamankan aktivitas pertambangan, saya kira itu hal yang wajar. Karena yang namanya kegiatan pertambangan
itu banyak melibatkan kontraktor baik dari dalam maupun luar negeri. Dan jika produksi mengalami penghentian karena gangguan eksternal maka bisa dibayangkan berapa besar kerugian yang ada mengingat ongkos produksi (untuk kontraktor) tetap jalan terus meski produksi terhenti beberapa saat.
Saya tidak mau kalah dengan Pak AR yang sering menyitir ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadist. Terakhir saya ingin mengutip firman Allah dalam surat An Nahl ayat 13 yang artinya kurang lebih sbb.: "Selain yang telah diciptakan oleh Allah di langit dan disediakan untuk manfaat kalian, Dia juga menciptakan berbagai macam binatang, tumbuhan dan benda di muka bumi untuk kalian. Dalam perut bumi, Dia juga menciptakan bahan-bahan tambang yang beraneka warna, bentuk dan cirinya. Semua itu diciptakan untuk kalian manfaatkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda yang jelas dan banyak bagi kaum yang selalu merenungkan hingga mengetahui kekuasaan Sang Pencipta dan kasih sayang- Nya kepada mereka".
Jadi memang memanfaatkan kekayaan alam itu sudah menjadi tugas manusia untuk memenuhi kebutuhannya termasuk memanfaatkan materi2 ciptaan Allah yang ada di bawah permukaan bumi. Masalahnya adalah bagaimana memanfaatkan kekayaan alam tsb. dengan memperhatikan keseimbangan alam. Dengan kata lain silahkan melakukan penambangan tapi perhatikan agar kerusakan yang ditimbulkan sekecil mungkin, serta perhatikan kondisi
sosial budaya masyarakat sekitar. Tidak mudah memang.....
Wassalam,
Nur H. - Kumamoto, Jepang
0 Comments:
Post a Comment
<< Home